Senin, 18 Oktober 2010

Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono


Nama : Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir : Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Agama : Islam
Istri : Kristiani Herawati,
putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo
Anak : Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono

Pangkat terakhir :
Jenderal TNI (25 September 2000)
Pendidikan:
= Akademi Angkatan Bersenjata RI (Akabri) tahun 1973
= American Language Course, Lackland, Texas AS, 1976
= Airbone and Ranger Course, Fort Benning , AS, 1976
= Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983
= On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983
= Jungle Warfare School, Panama, 1983
= Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984
= Kursus Komando Batalyon, 1985
= Sekolah Komando Angkatan Darat, 1988-1989
= Command and General Staff College, Fort = Leavenwort,Kansas, AS
Master of Art (MA) dari Management Webster University, Missouri, AS

Karier:
- Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976)
- Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad (1976-1977)
- Dan Tn Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977)
- Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978)
- Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981)
- Paban Muda Sops SUAD (1981-1982)
- Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)
- Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988)
- Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988)
- Dosen Seskoad (1989-1992)
- Korspri Pangab (1993)
- Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993-1994)
- Asops Kodam Jaya (1994-1995)
- Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
- Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (sejak awal November 1995)
- Kasdam Jaya (1996-hanya lima bulan)
- Pangdam II/Sriwijaya (1996-) sekaligus Ketua Bakorstanasda
- Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998)
- Kepala Staf Teritorial (Kaster ABRI (1998-1999)
- Mentamben (sejak 26 Oktober 1999)
- Menko Polsoskam (Pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid)
- Menko Polkam (Pemerintahan Presiden Megawati Sukarnopotri) mengundurkan diri 11 Maret 2004

Penugasan:
Operasi Timor Timur (1979-1980), dan 1986-1988

Penghargaan:
- Adi Makayasa (lulusan terbaik Akabri 1973)
- Honorour Graduated IOAC, USA, 1983
- Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik, 2003.

Dr (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri


Nama : Dr (HC) Hj. Megawati Soekarnoputri
Nama Lengkap : Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri
Lahir : Yogyakarta, 23 Januari 1947
Agama : Islam
Suami : Taufik Kiemas
Anak: 3 orang, (2 putra, 1 putri)

Karir :
:: Presiden Ke-5 RI (2001 - 2004)
:: Wakil Presiden RI (1999- 2001)
:: Anggota DPR/MPR RI (1999)
:: Anggota DPR/MPR RI (1987-1992)

Pendidikan :
:: SD s/d SMA Perguruan Cikini
:: Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran (1965-1967)
:: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972).

Organisasi :
:: Aktivis GMNI, 1965-1972
:: Ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Cabang Jakarta Pusat
:: Ketua Umum DPP PDI, 1993-1998, Hasil Munas 1993, 22 Desember 1993-1998
:: Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, 1998-April 2000, Hasil Kongres 1998, Sanur, Bali, 8-10 Oktober 1998
:: Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, April 2000-2005, Hasil Kongres PDI-P, Semarang, Jawa Tengah, April 2000
:: Peserta Konvensi Wanita Islam International di Pakistan, 1994

Penghargaan
:: “Priyadarshni Award” dari lembaga Priyadarshni Academy, Mumbay, India, 19 September 1998
:: Doctor Honoris Causa dari Universitas Waseda, Tokyo, Jepang, 29 September 2001

Abdurrahman Wahid


Nama: Abdurrahman Wahid
Lahir : Denanyar, Jombang, Jawa Timur, 4 Agustus 1940.
Orang Tua: Wahid Hasyim (ayah), Solechah (ibu).
Istri : Sinta Nuriyah
Anak-anak : Alisa Qotrunada Zannuba Arifah Anisa Hayatunufus Inayah Wulandari
Pendidikan :
• Pesantren Tambak Beras, Jombang (1959-1963)
• Departemen Studi Islam dan Arab Tingkat Tinggi, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (1964-1966)
• Fakultas Surat-surat Universitas Bagdad (1966-1970)
Karir:
• Pengajar Pesantren Pengajar dan Dekan Universitas Hasyim Ashari Fakultas Ushuludin (sebuah cabang teologi menyangkut hukum dan filosofi)
• Ketua Balai Seni Jakarta (1983-1985)
• Penemu Pesantren Ciganjur (1984-sekarang)
• Ketua Umum Nahdatul Ulama (1984-1999)
• Ketua Forum Demokrasi (1990)
• Ketua Konferensi Agama dan Perdamaian Sedunia (1994)
• Anggota MPR (1999)
• Presiden Republik Indonesia (20 Oktober 1999-24 Juli 2001)
Penghargaan
• Penghargaan Magsaysay dari Pemerintah Filipina atas usahanya mengembangkan hubungan antar-agama di Indonesia (1993)
• Penghargaan Dakwah Islam dari pemerintah Mesir (1991)

Prof. Dr.Ing. Dr. Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie



Nama: Prof. Dr.Ing. Dr. Sc.h.c. Bacharuddin Jusuf Habibie
Lahir: Pare-Pare, 25 Juni 1936
Agama: Islam
Jabatan : Presiden RI Ketiga (1998-1999)
Pendiri dan Ketua Dewan Pembina The Habibie Center
Istri: dr. Hasri Ainun Habibie (Menikah 12 Mei 1962)
Anak: Ilham Akbar dan Thareq Kemal
Cucu: Empat orang
Ayah: Alwi Abdul Jalil Habibie
Ibu: R.A. Tuti Marini Puspowardoyo
Jumlah Saudara: Anak Keempat dari Delapan Bersaudara

Pendidikan :
1. ITB Bandung, tahun 1954
2. Rheinisch Westfalische Technische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman, dengan gelar Diplom-Ingenieur, predikat Cum laude pada Fakultas Mekanikal Engineering, Departemen Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang (1955-1960).
3. Rheinisch Westfalische Technische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman, dengan gelar doktor konstruksi pesawat terbang, predikat Summa Cum laude, pada Fakultas Mekanikal Engineering, Departemen Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang (1960-1965).
4. Menyampaikan pidato pengukuhan gelar profesor tentang konstruksi pesawat terbang di ITB Bandung, pada tahun 1977.

Pekerjaan :
1. Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur pada perusahaan Hamburger Flugzeugbau Gmbh, Hamburg, Jerman antara tahun 1965-1969.
2. Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada Pesawat Komersial dan Angkut Militer MBB Gmbh, di Hamburg dan Munchen antara 1969-19973
3. Wakil Presiden dan Direktur Teknologi pada MBB Gmbh, Hamburg dan Munchen tahun 1973-1978
4. Penasehat Senior Teknologi pada Dewan Direksi MBB tahun 1978.
5. Pulang ke Indonesia dan memimpin Divisi Advanced Technology Pertamina, yang merupakan cikal bakal BPPT, tahun 1974-1978.
6. Penasehat Pemerintah Indonesia di Bidang Pengembangan Teknologi dan Pesawat Terbang, bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia Soeharto pada tahun 1974-1978.
7. Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 1978-1998.
8. Wakil Presiden R.I. pada 11 Maret 1998-21 Mei 1998.
9. Presiden RI 21 Mei 1998-20 Oktober 1999.

Organisasi:
Pendiri dan Ketua Umum ICMI

Penghargaan:
Theodore van Karman Award
Sumber:
Dari berbagai sumber antara lain The Habibie Center dan Soeharto Center.com

Soeharto


Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.


Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

Setelah dirawat selama 24 hari di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, mantan presiden Soeharto akhirnya meninggal dunia pada Ahad (27/1). Soeharto meninggal pada pukul 13.10 siang dalam usia 87 tahun.

Biodata H.M. Soeharto
Nama : H. Muhammad Soeharto
Lahir : Kemusuk, Argomulyo, Godean, 1 Juni 1921
Meningal : 27 Januari 2008
Agama : Islam
Jabatan Terakhir : Presiden Republik Indonesia (1966-1998)
Pangkat : Jenderal Besar (Bintang Lima)

Isteri : Ibu Tien Soeharto ( Siti Hartinah)
Anak: Siti Hardiyanti Hastuti (Mbak Tutut)
Sigit Harjojudanto
Bambang Trihatmodjo
Siti Hediati
Hutomo Mandala Putra (Tommy)
Siti Hutami Endang Adiningsih

Ayah : Kertosudiro
Ibu : Sukirah

profil Ir. Soekarno


Nama: Ir. Soekarno

Nama Panggilan: Bung Karno

Nama Kecil: Kusno.

Lahir: Blitar, Jatim, 6 Juni 1901

Meninggal: Jakarta, 21 Juni 1970

Makam: Blitar, Jawa Timur

Gelar (Pahlawan): Proklamator

Jabatan: Presiden RI Pertama (1945-1966)

Isteri dan Anak: Tiga isteri delapan anak

Isteri Fatmawati, anak: Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh

Isteri Hartini, anak: Taufan dan Bayu

Isteri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto, anak: Kartika.

Ayah: Raden Soekemi Sosrodihardjo

Ibu: Ida Ayu Nyoman Rai

Pendidikan:

HIS di Surabaya (indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam)

HBS (Hoogere Burger School) lulus tahun 1920

THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB) di Bandung lulus 25 Mei 1926

Sabtu, 16 Oktober 2010

Bulan Suci-Mu

Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
Ketika aku masih saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang lalu
Hari hari Mu masih saja kulalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap Takabur

Kadang kami masih saja lupa bahwa Engkaulah Penentu
Kadang kami masih saja merasa kebenaran itu hanya punyaku
Yang lain bukan makhlukMU,
Yang lain bukan UmatMU

Dalam Doaku......
Sering kusampaikan dengan memaksa
Seolah akulah yang lebih tahu,dariMU, Sang Mahatahu
Doaku bukan harapan , tapi itu keharusan
Dan ketika ada satu yang tak KAU kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang KAU limpahkan

Bulan Suci-Mu |Puisi Ramadhan
yang suci Bulan ini
Bulan yang penuh rahmat-Mu
Ku bersujud dihadapan-Mu
Memohon segala ampunan dari-Mu

Di Bulan yang Kau muliakan
Ku Jalani dengan ke khusyukan hati
Bulan yang lebih mulia
Dibandingkan dengan semua yang ada dibumi ini
Terdengar seruan Asma-Mu
Di berbagai penjuru bumi
Menyadarkan ku untuk kembali
Menuju jalan lurus-Mu
Jalan Putih,diLorong Putih-Mu
Ku tempuh semua dengan pasti
Untuk mengharap Ridho-Mu
Walau menghadapi segala rintangan
Malam-Mu yang begitu indah
Malam LAILATUL QADAR
Memanggil kami para umat-Mu
Untuk berlomba-lomba mendapatkan malam-Mu
Pada bulan yang suci
Jalan Putih,diLorong Putih-Mu
Ku bersujud dihadapan-Mu

Sabtu, 09 Oktober 2010

Dihatiku Selalu Ada Cinta


T'lah lama ku mengarungi lembah-lembah berduri
Yang terus menusuk kalbu ku
Sehingga membuatku rapuh tak berdaya
Seakan hidup ini tak ada gunanya

Tapi... Ku yakin...
Semua itu hanya ujian
Semua itu bak permainan hati
Yang membuat hidup ini tak yakin akan cinta

Ku tak pernah menghapus cinta ini
Ku tak kan pernah membuangnya
Karna... dihatiku selalu ada cint
Dihatiku selalu ada asa untuk mencintai dan dicintai

Kebahagian

Kali ini ku harus membuat semuanya nyata...
ku akan kembali kepadanya meski hanya tuk sementara...
ku ingin mengingat kenangan masa2 lalu
yang tak kusadari adalah masa laluku
yang bahagia dan tak kan pernah ada gantinya...

kini ku akan pergi menjemput impian
yang siap menanti ku hadir disisinya...
Walau semua ini tanpa adanya rencana...
karena ku tahu ini adalah kuasa dan takdir-Nya...

Ku tak biasa tanpanya...
ku harus tetap berada disampingnya...
tuk meraih masa depan dan kebahagiaan yang saat ini sirna...

Ku kan Selalu Menanti mu



ku sendiri di sini
Yang selalu Mengharap Hadir mu
Menanti Kasih sayang yang sempurna

Kian hari ku mengharap mu
Tuk mendampingi ku
Yang tak mampu menatap cinta lain
Yang tak sanggup berdiri s'perti dulu

Harus kemana lagi aku harus berjalan
Mencari dirimu yang penuh dengan cinta
Haruskah aku terus berjuang
Menelusuri ranjau yang penuh duri?

Aku tak mengharap lebih darimu
Hanya Cintamu yang kuingin
Hanya Kasih sayang mu yang harap

Andai takdir tak berpihak padaku
Berilah aku kesempatan tuk mencari nya
Mencari orang yang bersedia menggantikan mu
Walau berat rasa hati ini tuk menggantimu

Rindu Buat Sahabat


sendiri kutepis rasa sepi dihati ini,
meski perihnya masih jua menghantui

namun kan tetap kucoba tuk tegar berdiri,
karena kini telahpun kutemukan sang pelipur hati…

sahabat….
hadirmu telah cukup memberi arti

semarak hari kulalui kini, meski diujung jalan kegelapan menanti

tapi setidaknya ‘satu yang pasti’
cahaya menyala kembali dihatiku yang redup…

setitik terangmu telah menerangi jalanku yang gelap dan sunyi…

Untukmu Sahabat….
tiada kata yang pantas kuucap, selain kata
“terima kasih tak terhingga”

walau kini kau jauh dari tatapanku,
angin malam yang membelenggu dingin

berbentur dalam benakku rasa rindu yang mendalam

kekosongan jiwa yang hampa,
rinduku akan dirimu merasuk dalam dunia mimpiku

dengan sebias harapan tanpa batas menanti sesosok yang tak kunjung tiba

sejenak kutengadah sembari tangan bersedekap
memohon waktu sedetik untuk bertemu dengan bayanganmu

apakah esok sang mentari sudi menghantarkan salam serta rinduku kepadamu

ataukah sang malam dapat menghadirkan dirimu dalam mimpiku…

kan selalu kusemat ditempat terindah rinduku padamu sampai kita bersua lagi…

Rabu, 06 Oktober 2010


SIKAP

Semakin lama saya hidup, semakin saya sadar
Akan pengaruh sikap dalam kehidupan

Sikap lebih penting daripada ilmu,
daripada uang, daripada kesempatan,
daripada kegagalan, daripada keberhasilan,
daripada apapun yang mungkin dikatakan
atau dilakukan seseorang.

Sikap lebih penting
daripada penampilan, karunia, atau keahlian.
Hal yang paling menakjubkan adalah
Kita memiliki pilihan untuk menghasilkan
sikap yang kita miliki pada hari itu.

Kita tidak dapat mengubah masa lalu
Kita tidak dapat mengubah tingkah laku orang
Kita tidak dapat mengubah apa yang pasti terjadi

Satu hal yang dapat kita ubah
adalah satu hal yang dapat kita kontrol,
dan itu adalah sikap kita.

Saya semakin yakin bahwa hidup adalah
10 persen dari apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita,
dan 90 persen adalah bagaimana sikap kita menghadapinya.

Akhirnya: Seluruh pilihan terletak di tangan Anda, tidak ada JIKA atau TETAPI. Andalah pengemudinya. Andalah yang menentukan JALAN HIDUP ANDA…!

Minggu, 03 Oktober 2010

Arti Sebuah Keimanan


erempuan itu menyambut kedatangan suaminya, mempersilahkannya duduk kemudian membasuh kedua kakinya, dan ia benar-benar menghormati suaminya. Namun walaupun penghormatan dan kasih sayang yang dilakukan oleh sang istri kepada suaminya sedemikian rupa tetap saja sang suami membalasnya dengan prilaku yang kurang baik, ia masih saja memaki-maki istrinya dan menganggap segala sesuatu yang membuatnya lelah adalah karena perlakuan yang timbul dari sang istri.

______________________________

Arti Sebuah Keimanan

Seorang laki-laki yang bernama Asmu’i hidup di zaman kepemerintahan Makmun Abbasi dan kebetulan ia adalah seorang wazir (Menteri) dalam pemerintahan tersebut, menceritakan pengalamannya sebagai berikut:

Suatu hari, ketika aku pergi berburu, tiba-tiba aku tersesat di sebuah padang tandus tanpa air dan tumbuhan. Aku berjalan mencari tempat untuk menghilangkan dahaga yang sudah sangat mencekik leher. Aku melihat sebuah tenda di tengah-tengah padang yang tandus itu. Langsung aku menuju ke sana dan aku melihat seorang perempuan muda sedang duduk di depan denta itu. Kepadanya aku ucapkan salam dan darinya aku minta seteguk air. Air mukanya seketika berubah, kemudian ia berkata: “Di dalam tenda ada air, namun aku tidak mendapat izin untuk memberikannya padamu, tetapi aku mempunyai sedikit susu yang aku persiapkan untuk makan siangku, aku akan berikan padamu. Lalu ia berikan susu itu kepadaku.

Tak lama berselang dari kejauhan tampak bayangan hitam perlahan-lahan mendekati tenda. Ketika perempuan tadi mengetahui kedatangan bayangan tersebut, ia beranjak bangkit dan langsung mengangkat sebuah tempat air sambil menunggu kedatangan bayangan hitam itu. Aku melihat seorang kakek berkulit hitam dan agak sedikit pincang yang tidak lain itu adalah suami perempuan muda tadi, datang bersama seekor unta.

Perempuan itu menyambut kedatangan suaminya, mempersilahkannya duduk kemudian membasuh kedua kakinya, dan ia benar-benar menghormati suaminya. Namun walaupun penghormatan dan kasih sayang yang dilakukan oleh sang istri kepada suaminya sedemikian rupa tetap saja sang suami membalasnya dengan prilaku yang kurang baik, ia masih saja memaki-maki istrinya dan menganggap segala sesuatu yang membuatnya lelah adalah karena perlakuan yang timbul dari sang istri.

Setiap kali istrinya berbaik hati dan memperlakukannya dengan lemah lembut, sang suami membalasnya dengan kasar dan bersuara keras menyakiti hati. Pemandangan yang aneh dan tak sedap itu, membuat aku tidak tahan, bahkan aku rela dan siap berada di bawah panas teriknya matahari dari pada aku berada di bawah bayangan tenda dengan menyaksikan pemandangan tersebut. Aku keluar dari balik tenda tapi laki-laki itu (suami perempuan) sama sekali tidak menghiraukan aku, namun si istri dengan penuh hormat menghampiriku. Ketika aku lihat penghormatan yang dilakukan oleh perempuan itu kepadaku, aku berkata kepadanya: “Sayang sekali masa muda dan kecantikan yang engkau miliki harus engkau habiskan bersama laki-laki yang tak bermoral seperti itu, untuk apa engkau korbankan semua itu, apa yang engkau dapatkan darinya? Dia tidak muda dan tidak memiliki ketampanan juga tidak memiliki harta kekayaan yang dapat engkau manfaatkan. Lalu mengapa engkau memperlakukannya sedemikian rupa? Di hadapannya engkau hormati dia, tunduk dan mematuhi segala perintahnya.

Ketika perempuan itu mendengar kata-kata yang aku ucapkan, ia sangat terkejut dan wajahnya langsung berubah dan berkata: “Sangat disayangkan atasmu, walaupun engkau adalah seorang menteri pada pemerintahan islam, tapi dengan omong kosong yang engkau katakan tadi, seakan engkau ingin menghilangkan dan melenyapkan kasih sayang yang aku berikan pada suamiku dari dalam hatiku, mengapa engkau membolak-balikkan perkataan semacam itu, sehingga dengan perkataanmu tadi akan membuat orang berubah ( memberi ruang kesempatan pada setan untuk masuk dalam pikiran manusia).?

Asmu’I berkata: Aku merasa heran dan takjub dengan perkataan yang disampaikan oleh si perempuan tadi, akhirnya aku terdiam dengan nasehat yang ia katakan bahwa: “ Aku pernah mendengar sebuah riwayat yang disampaikan oleh Rasulullah saw dan aku ingin mengamalkan riwayat tersebut sehingga jika nanti aku meninggal dunia, aku meningal dalam keadaan sempurna imanku. Beliau pernah bersabda:

” ایمان نصف الشکر و نصف الصبر”

Keimanan adalah setengah dari rasa syukur dan setengah dari kesabaran

Kemudian ia menambahkan: “Dunia dengan segala kebaikan dan keburukannya, dengan segala kepahitan dan manisnya, akan terus berjalan. Namun yang penting dari itu semua adalah seorang manusia harus meninggalkan dunia ini dengan keimanan. Duania adalah jembatan yang menyambungkannya pada akherat, karena akherat adalah tempat yang kekal untuk berteduh. Di sini adalah tempat mati dan pergi tapi disana adalah tempat tinggal dan berteduh selama-lamanya.

Berikan Cinta Kepada Ortu Kita


“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”[QS Luqman [31]: 14]
Bersyukurlah bila ortu kita masih ada dan lengkap dalam ikatan keluarga kita. Karena ini akan membuat kita tidak saja sebagai anggota sebuah keluarga, tapi juga bagian dari kehidupan keluarga besar. Kalo ayah dan ibu masih ada, kita bisa bercanda, bisa curhat, bisa ngobrol dari mulai yang remeh-temeh sampe yang berat, hang-out alias jalan bareng ke luar rumah, sampe mecahin masalah berat bersama-sama. Wis, pokoknya kompak dan asyik banget dalam suka dan duka. Tanpa kita sadari, ternyata kita juga jadi banyak belajar tentang kehidupan dari mereka. Namun sayangnya, banyak di antara kita yang kurang memanfaatkan momen-momen indah seperti ini. Justru saat keluarga kita ada, yang terjadi adalah ketidak-akuran, bukan kebersamaan dalam ikatan persahabatan dan kekerabatan. Sehingga ketika semuanya hilang, tak ada yang bisa dibanggakan untuk dikenang. Sayang banget kan?


Sobat muda muslim, berbahagialah jika kita punya keluarga. Bayangkan dengan teman-teman kita yang sudah tak memiliki ortu. Ayah yang nggak tahu di mana, dan ibu yang entah masih hidup atau sudah meninggal. Mereka anak-anak jalanan yang hidup sebatang kara. Teman mereka adalah anak-anak lain yang senasib. Bahkan mungkin ada yang berteman atau dibesarkan di lingkungan para bromocorah. Mereka saling curhat dan belajar dari kehidupan yag begitu keras dari lingkungannya. Kasihan dan menyedihkan banget.Orangtua bagi kita, tidak saja membuat status kita jelas, tapi sekaligus menjadikan kita memiliki pelindung. Merekalah yang akan membimbing kita, mengarahkan kita, dan juga memberi dukungan atas keputusan-keputusan yang berhak kita ambil. Kita memiliki sahabat dekat yang tahu betul sifat-sifat kita. Merekalah yang mencurahkan kasih sayangnya tanpa batas dan kesetiaan yang tak bertepi dalam mencintai kita. Ortulah orang pertama yang merasa bahagia akan adanya kita, meski adakalanya nggak ditampakkan dalam sikap. Ortulah orang pertama yang merasa muram dan sedih dengan lukanya kita, meski adakalanya tak mengatakannya langsung.
Orangtua, walau bagaimana pun jelas nggak ingin meninggalkan kita, anak-anaknya dalam kondisi yang lemah, terpuruk, dan tidak menentu. Kalo pun ada kasus-kasus tertentu di mana ortu menelantarkan anak-anaknya, saya pikir itu hanya karena ortu tersebut berada dalam tekanan lain. Misalnya aja, karena tekanan ekonomi yang tak sanggup dilawannya, ia merasa harus “tega” menjual darah dagingnya sendiri untuk menjadi pelacur demi sesuap nasi dan segenggam berlian (glek!). Ada juga yang meminta anaknya untuk menjadi pencuri kecil-kecilan di pasar. Sobat, ini sekadar kasus dari sebuah kondisi di mana dalam kehidupan kapitalisme ini, rasa malu sudah hilang dan menjadikan kebebasan dalam berbuat mengalahkan ajaran agama. Kasihan memang.Sobat muda muslim, keberadaan kita di dunia ini pun sebenarnya lewat perantaraan ayah dan ibu kita. Nggak ada ortu, ya, nggak ada kita. Emangnya kita ini anak siapa? Yang jelas bukan anak sumeng (hihihi.. itu sih obat turun panas ya?). Kita nggak ujug-ujug ada. Tapi kita adalah buah cinta ayah dan ibu yang tentu hakikatnya adalah amanah dari Allah Swt. yang dititipkan kepada ortu kita. Itu sebabnya, jika kita menyakiti hatinya, apalagi menyiksanya secara fisik, waduh, itu namanya anak durhaka. Allah juga benci tuh. Sebaliknya kita harus berbakti kepadanya. Ibnu Umar pernah berkata: “Membuat kedua orangtua menangis termasuk kedurhakaan dan dosa besar”.[1]Dari Abu Bakrah berkata bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Maukah kalian aku ceritakan tentang dosa yang paling besar?” Kami menjawab: “Ya, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau waktu itu bersandar, maka terus duduk dan bersabda: “Ketahuilah, dan perkataan dusta”.[2]

Abu Ubaidah at-Taimy[3] menuturkan beberapa contoh orang-orang yang berbuat baik kepada kedua orangtuanya dan beberapa contoh orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya.

Contoh orang-orang yang berbuat baik kepada orangtuanya antara lain; cerita tiga orang yang terjebak dalam gua, di antara mereka ada yang mengatakan: “Tidak ada cara yang mampu menyelamatkan kalian kecuali bertawassul dengan amal shalih kalian. Seorang di antara mereka berdo’a: “Ya Allah saya mempunyai dua orangtua yang lanjut usia dan saya sekeluarga tidak makan dan minum di malam hari sebelum mereka berdua, pada suatu saat saya pernah pergi jauh untuk suatu keperluan sehingga saya pulang terlambat dan sesampainya di rumah saya mendapatkan mereka berdua dalam keadaan tidur. Lalu saya memerah susu untuk malam itu, tetapi mereka berdua masih tetap tidur pulas, sementara saya tidak suka jika makan dan minum sebelum mereka. Akhirnya saya menunggu sambil memegang susu hingga mereka berdua ter-bangun, sampai fajar terbit mereka berdua baru bangun lalu meminum susu. Ya, Allah jika perbuatan yang telah aku kerjakan tersebut termasuk perbuatan ikhlas karena mencari wajahMu, maka hilangkanlah kesulitan kami dari batu besar ini, lalu batu itu pun bergeser dari mulut gua.”

Adapun contoh orang-orang yang berbuat durhaka kepada ortu di antaranya adalah seorang dari bani Qurai’ bernama Murrah bin Khattab bin Abdullah bin Hamzah pernah mengejek dan adakalanya memukul orangtuanya, sehingga bapaknya berkata: “Saya besarkan dia tatkala dia masih kecil bagaikan anak burung yang baru lahir yang masih lemah tulang-belulangnya. Induknya yang menyuapi makan sampai melihat anaknya sudah mulai berkulit sempurna.”

Contoh lain anak yang durhaka kepada orang tuanya adalah putra Umi Tsawab al-Hazaniyah, dia durhaka kepada ibunya karena isterinya selalu menghalangi untuk berbuat baik kepada ibunya, sehingga ibunya mengungkapkan kepedihan hati dalam sebuah syair: “Saya mengasuhnya di masa kecil tatkala masih seperti anak burung, sementara induknya yang menyuapi makanan dan melihat kulitnya yang masih baru tumbuh. Setelah dewasa dia merobek pakaianku dan memukul badanku, apakah setelah masa tuaku aku harus mengajari etika dan adab?”

Duh, alangkah ruginya kita. Kita yang kini kadang menjadi sombong dan meremehkan ortu kita, sejatinya kita tidak jadi apa-apa jika tidak ada mereka. Kita yang kini merasa lebih pintar dari ortu kita, sejujurnya akan terus lemah tanpa kasih sayang mereka dan pertolongan dari Allah. Ya, seandainya tidak ada para ortu yang kehadirannya menjadi perantara Allah menciptakan kita, kita tidak akan lahir dan berguna seperti sekarang. Itu sebabnya, berbakti kepadanya adalah cara terbaik untuk menghargai kasihnya yang tak terbatas dan cintanya yang tak bertepi.
Jangan sia-siakan mereka meski kehadirannya membuat kita kesal karena mereka rewel dan otoriter, lebih-lebih jahat perangainya. Turuti saja permintaannya selama hal itu tidak melanggar ajaran agama. Kalo pun harus menolak karena perintahnya bertentangan dengan ajaran agama kita, tapi kita tetap menghormatinya. Sepahit apa pun. Sambil mengajak mereka kepada kebaikan dalam ajaran Islam tentunya.Kita akan merasakan kehilangan manakala mereka sudah tidak ada. Nggak ada tempat untuk mengadu, nggak ada tempat untuk curhat, nggak bisa bercanda. Pendek kata, kita kehilangan figur ayah yang tanggung jawab, dan ibu yang sabar dan penuh kasih. Kalo sudah begitu, kita akan merasa hidup kita kesepian, bahkan dalam waktu yang cukup lama.
Jadi, mumpung mereka masih ada, jalin komunikasi yang sehat layaknya dengan sahabat kita. Tapi kalo pun mereka sudah meninggalkan dunia ini, kita bisa menyambung “komunikasi” dengan mereka lewat doa. Itu salah satu cara berbakti kepada ortu.Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi berkata: “Ketika kami sedang duduk dekat Rasulullah, tiba-tiba datang seorang laki-laki dari (suku) Bani Salamah lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah, apakah masih ada sesuatu yang aku dapat lakukan untuk berbakti kepada kedua orangtuaku setelah keduanya wafat. Beliau bersabda: ‘Ya, yaitu mendoakan keduanya, memintakan ampun untuk keduanya, menunaikan janji, menyambung persaudaraan yang tidak disambung kecuali karena keduanya, dan memuliakan kawan keduanya”. (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban di dalam sahihnya)

Jangankan sudah meninggal, masih hidup saja kita pantas berdoa kepada kedua ortu kita. Allah Swt. berfirman: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (QS al-Isra’ [17]: 24)

Ah, amat besar kerugian kita jika kita nggak menghargai, mencintai, dan menyanyangi kedua ortu kita. Padahal Allah Swt. sudah memerintahkan kepada kita dalam frimanNya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo`a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni`mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. (QS al-Ahqaaf [46]: 15)

Oke deh, mulai sekarang, jangan sia-siakan anugerah terbesar dalam hidup kita. Berbahagialah jika kamu masih memiliki orangtua, karena waktu berbaktimu jadi lebih panjang. Curahkan cinta, kasih sayang, dan perhatian kepadanya dengan totalitas sebagai wujud bakti kita kepada mereka. Yakinlah, akan selalu ada hikmah di dalamnya.[]

Beberapa tips:

1. Ajak diskusi dengan bijak bila mereka belum paham agama. Ini sangat penting untuk melanjutkan hubungan kita dengan ortu dalam suasana yang asyik. Jika berbeda keyakinan, ajak supaya masuk Islam. Tapi inget ya, diskusinya yang baik. Kalo mereka muslim, cuma belum paham banyak tentang ajaran Islam, tugas kita untuk menjelaskannya dengan baik.
2. Membantu mereka dengan harta atau memenuhi kebutuhannya. Tentunya ini kalo kita udah mapan ya? Tapi kalo kita masih belum mapan secara ekonomi boleh juga dikit-dikit membelikan makanan kesukaannya dari hasil tabungan kita, sebagai tanda cinta kita. Meski tentunya nggak berarti bila dibandingkan dengan pengorbanannya. Tapi biasanya ortu seneng lho.
3. Senantiasa menghormatinya. Kita tentu nggak ingin dicap sebagai anak durhaka. Itu sebabnya, rasa hormat kita selalu harus diberikan kepada ortu. Jangan sampe dikurangi.
4. Berusaha empati. Kamu bisa ngobrol rileks dengan ortu tentang segala hal yang dirasakannya. Terus kamu bisa coba berempati dengan mereka. Saya yakin, meski tidak memberi solusi apa pun, ortu udah cukup senang ada yang memperhatikan keberadaannya. Maklumlah, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang bukan cuma milik kita yang muda aja. Namanya juga manusia. Tul nggak?
5. Menjadi pembelanya. Orangtua sangat senang jika kita anak-anaknya menjadi pembela mereka. Jika ada orang yang menyakitinya, kita menghiburnya. Jika ada yang mencederainya kita siap membelanya. Tentunya pembelaan itu ada dasar yang dibenarkan dalam ajaran agama kita.

Salam,

O. Solihin

[diambil dari buku karya saya yang terbit di tahun 2005, Bangkit Dong, Sobat!]


[1] Dalam buku “Bagaimana Memuliakan Kedua Orangtua”, karya Dr. Ibrahim al-Mahmud[2] Shahihul Jami’[3] Dalam kitabnya, al-’Aqaqah wal Bararah

cinta kepada ibu


Surga di telapak kaki Ibu. Banyak cara yang bisa dilakukan orang untuk menunjukkan rasa cintanya termasuk anak-anak. Anak-anak bisa melakukan apa saja sebagai bukti rasa cintanya terhadap sang ibu. Mau tahu apa saja tanda anak mencintai ibunya?

Tidak ada satupun di dunia ini seorang anak yang tidak mencintai ibunya, karena begitu besar perjuangan sang ibu dari sebelum melahirkan hingga melahirkan sang anak. Ada anak yang mengungkapkan langsung perasaan cintanya terhadap ibu, tapi ada juga yang mengatakannya lewat berbagai macam perbuatan.

Kadang ibu tidak tahu bahwa perbuatan tersebut adalah bukti cinta sang anak terhadap ibunya. Ini dia beberapa tanda cinta sang anak terhadap ibunya, seperti dikutip dari Babycenter, sebagai berikut:

1. Bayi yang baru lahir menatap mata ibunya, sang bayi berusaha keras untuk mengingat wajah ibunya. Bayi yang baru lahir tidak mengerti mengenai hal yang lain di dunia ini, tapi bayi tahu bahwa ibunya adalah seorang yang penting untuknya.
2. Bayi memikirkan sang ibu saat tidak ada di sampingnya. Bayi yang berusia 8 sampai 12 bulan mulai menunjukkan ekspresi wajahnya, saat ibunya tidak ada di dekatnya bayi akan mencari-cari dan tersenyum kembali saat melihat ibunya.
3. Anak yang baru bisa berjalan, akan berlari ke arah ibunya saat jatuh atau merasa sedih. Anak kecil ini mungkin tidak terlalu mengerti dengan kata-kata "Aku cinta kamu" tapi apa yang dilakukannya bisa mengartikan lebih dari kata-kata tersebut.
4. Anak memberikan bunga yang baru dipetiknya, gambar hati dari tulisan tangannya sendiri atau memberikan sesuatu yang lain sebagai tanda bahwa anak menyayangi ibunya melalui suatu pemberian.
5. Anak meminta izin kepada ibunya setiap melakukan sesuatu. Perlakuan ini menunjukkan bahwa anak akan menuruti apa yang dikatakan sang ibu dan mulai bisa diajak kerja sama.
6. Anak menceritakan mengenai rahasianya kepada sang ibu, seperti hal memalukan yang dilakukannya. Ini menunjukkan bahwa anak percaya pada ibunya dan tidak malu untuk menceritakan apapun yang terjadi pada dirinya serta tidak malu untuk berpelukan dengan sang ibu di muka umum.

Jika anak Anda melakukan salah satu hal tersebut di atas, berarti itu bukti bahwa sang anak mencintai ibunya. Anak-anak mungkin belum mengerti apa artinya cinta dan sayang, tapi anak tahu bagaimana menunjukkan tanda bahwa sang ibu sangat berarti baginya.

Cara Ibu Menyayangi Anaknya


ini nahya sebuah cerita n sekaligus buat dihayati ok,,,friend“De’ maaf de’,, bisa ngerti tulisan ini nggak de’…?? Maaf ya de’ Ibu nggak sekolah jadi nggak bisa baca tulis…”, kata salah seorang Ibu yang duduk bersebelahan denganku didalam bis tadi siang sambil meyodorkan secarik kertas kepadaku. Dia naik bis dari terminal bus Senen tapi tidak tahu dia mau turun dimana.

Aku copot sejenak earphone MP3 yang aku pasang di telingaku lalu melihat kertas yang diberikan Ibu itu kepadaku. *Dari stasiun Senen naik bis AC 44 jurusan Ciledug-lalu naik Kopaja 16 jurusan Tanah Abang-turun di Karang Tengah-bla bla bla…….* lalu seterusnya aku lupa. Karena aku cukup kesulitan membaca huruf per huruf nya saking terlalu kusutnya kertas itu.

Aku cuma bisa meng-iyakan kalau memang bis ini benar jurusan trayeknya ke Ciledug, tapi seterusnya aku nggak tahu mengenai alamat yang ditulis di kertas itu dan menanyakan hal itu kepada kondektur.

Wanita paruh baya yang berumur sekitar 50-an tahun itu terlihat sangat lelah. Dia mengenakan jilbab berwarna biru, kebaya merah dipadu dengan bawahan warna gelap. Memangku sebuah kardus berukuran sedang sambil menenteng tas warna putih yang sudah tersamar warna aslinya berubah menjadi agak kecoklatan. Dia mengaku dari kampungnya di Cirebon jam 7 pagi tadi. Dan sesekali aku mencium aroma balsem yang dioleskan ditubuhnya.

Aku memulai ngobrol dengan dia dengan menanyakan mau kemana ke alamat itu. Dia menjawab mau mencari anak perempuannya yang besok pagi berangkat ke Singapura menjadi TKW. Kemudian aku tanya lagi apakah sudah pernah kesana sebelumnya. Belum kata dia.

“Saya nggak boleh kesana de’ sama anak saya, kalau dia tahu pasti dia nggak bolehin saya kayak gini…”, kata dia menjelaskan kepadaku.

MasyaALLOH aku mulai tergetar dengan si Ibu ini. Seorang wanita yang sudah cukup tua, hanya bermodal secarik tulisan di kertas lusuh itu yang dia sendiri bahkan tidak bisa membacanya karena dia buta aksara, datang sendirian ke Jakarta untuk pertama kalinya tanpa alamat yang jelas mau kemana tujuannya.

Aku merasa kasihan dan iba dengan Ibu itu. Kebulatan tekad untuk bertemu dengan anaknya mengalahkan semua rasa takutnya untuk ke Jakarta sendirian. Aku jadi membayangkan bagaimana seandainya yang jadi wanita ini adalah Ibuku.

Berkaca dari hal ini ada satu hal yang menjadi pelajaran berharga bagi kita. Bagaimana seorang ibu itu bisa melakukan hal yang sangat diluar dugaan. Mungkin jika aku sendiri yang mengalaminya aku akan berfikir berulang-ulang sebelum memutuskan sesuatu yang bagiku lebih terkesan nekat ini.

Tapi aku yakin si Ibu itu sudah mempertimbangkan bulat-bulat mengenai hal ini. Aku bisa memahami seberapa hebat rasa sayang ibu itu terhadap anaknya. Aku bisa menerima kesederhanaan berfikir Ibu itu untuk memutuskan hal ini hanya dengan satu alasan yaitu ingin bertemu anaknya.

Seorang ibu adalah wanita pertama yang kita kenali saat kita terlahir di dunia ini. Sebelumnya kita sudah menambah beban berat badan beliau selama 9 bulan. Dengan susah payah bahkan bertaruh nyawa beliau mengeluarkan kita dari rahimnya. Setelah kita lahir, kita masih bergantung dari air susunya sampai kita berumur 2 tahun. Beranjak menjadi balita kitapun masih merepotkan beliau dengan tingkah nakal kita. Entah nangis kek, rewel kek, minta ini itu kek, atau apapun yang bisa membuat jengkel beliau tetapi beliau masih sangat sabar mengurusi kita.

Semakin kesini ternyata kita masih belum bisa berhenti merepotkan beliau. Tanpa sadar kita sering membuat kesal beliau, kita sering menyinggung perasaan beliau, atau bahkan kita sering membantah dengan kasar kata-kata beliau. Namun semarah-marahnya seorang Ibu kepada anak kandungnya itu tidak akan mengurangi sedikitpun rasa sayangnya terhadap putra-putrinya.

Dulu saat kita masih TK atau SD kelas 1 kita sering nyanyi di dalam kelas lagu “Kasih Ibu”, tapi apakah kita sudah menghayati betul makna dari lagu itu. Bahkan jika ditanya sekarangpun mungkin kita juga masih bingung bagaimana membalas semua jasa Ibu terhadap kita sampai detik ini. Jangankan membayarnya, bahkan sampai kapanpun kita tidak pernah bisa menghitung lalu mengkalkulasi semua jasa beliau.

Memang Ibu tidak pernah meminta balasan dalam bentuk apapun terhadap kita. Kita adalah aset pertama dan utama bagi seorang Ibu. Dan seharusnya kita punya keinginan untuk menjadi hal yang berharga bagi beliau. Kalaupun kita belum bisa membuat bangga beliau, setidaknya kita selalu berusaha membuat beliau bahagia mempunyai kita. Terlebih lagi satu hal yang menjadi kewajiban kita adalah selalu mendoakan beliau dalam setiap munajat kita.

Anak perempuan yang bisa berlaku baik terhadap Ibunya maka dia pasti akan meneladani kasih sayang Ibunya itu jika suatu saat dia menjadi Ibu bagi anak-anaknya. Sementara bagi anak laki-laki yang bisa menghargai dan bersikap hormat terhadap Ibunya, maka aku yakin dia pasti bisa mencintai dan memperlakukan wanita yang kelak menjadi pasangan hidupnya dengan baik. Maka dari itu sebelum kita memutuskan untuk mencintai wanita lain, sebaiknya kita mencintai Ibu kita terlebih dahulu secara tulus dan penuh keikhlasan.

Kasih Sayang Seorang Ibu


"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia"
[Al Israa' , ayat 23 ]

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."
[Al Israa' , ayat 24 ]

Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu.
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.

Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.

Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua makananmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.

Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau coret-coret dinding rumah dan meja makan.

Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.
Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.

Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah.
Sebagai balasannya, kau berteriak."NGGAK MAU!!"

Saat kau berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola.
Sebagai balasannya, kau lemparkan bola ke jendela tetangga.

Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.

Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus bahasamu.
Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah berlatih.

Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu ke mana saja, dari kolam renang hingga pesta ulang tahun.
Sebagai balasannya, kau melompat keluar mobil tanpa memberi salam.

Saat kau berumur 11 tahun, dia mengantar kau dan teman-temanmu ke bioskop.
Sebagai balasannya, kau minta dia duduk di baris lain.

Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus orang dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia di keluar rumah.

Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut, karena sudah waktunya.
Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.

Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan.
Sebagai balasannya, kau tak pernah meneleponnya.

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.

Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, "Dari mana saja seharian ini?"
Sebagai balasannya, kau jawab,"Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!"

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan.
Sebagai balasannya, kau katakan,"Aku tidak ingin seperti Ibu."

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh,"Aduuh, bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?"

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai penikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,"Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!"

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya, kau jawab,"Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu."

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

Kasih Sayang Seorang Ibu Akan Bantu Atasi Stres Anak Setelah Dewasa


Pernyataan dan perwujudan rasa sayang dan cinta seorang ibu terhadap anak-anaknya ternyata dapat membantu anak-anak tersebut untuk mengatasi stres mereka pada saat dewasa nanti, menyoroti ikatan ibu-anak dalam fleksibilitas emosional, kata kesimpulan satu penelitian.

Sebuah tim peneliti, yang dipimpin oleh Dr. Joanna Maselko dari Duke University di North Carolina, telah menemukan bahwa tingginya kasih sayang seorang ibu cenderung memfasilitasi pertalian aman antara ibu dan anak yang tidak hanya menurunkan tekanan sang anak tetapi juga dapat membantu anak untuk mengembangkan kehidupan yang efektif, sosial, dan keterampilan sewaktu sang anak menjadi dewasa.

"Kami menemukan bahwa pengamatan secara objektif pada tingkat kadar kasih sayang antara ibu dan bayi mereka yang berusia delapan bulan dapat dikaitkan dengan lebih sedikit gejala tingkat stres atau sakit sang anak sesudah 30 tahun kemudian," lapor tim peneliti.

Peneliti mengadakan penelitian membujur pada hampir 500 orang individu sewaktu masih anak-anak dan menjadi orang dewasa di negara bagian AS Rhode Island.

Pada awal penelitian, para psikolog menilai kualitas interaksi antara ibu dan anak-anak mereka yang berusia delapan bulan selama rutinitas perkembangan check up ibu dengan memberikan skor berdasarkan kehangatan interaksi keduanya.

Tiga puluh tahun kemudian, para psikolog melakukan wawancara dengan orang dewasa tentang kesejahteraan mereka dan emosi mereka dan menanyakan apakah mereka menganggap ibu mereka telah memberikan kasih sayang terhadap mereka.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, mengungkapkan bahwa orang dewasa yang sewaktu bayi mendapatkan kasih sayang yang lebih dari ibu mereka memiliki tingkat terendah atas kecemasan, permusuhan, dan gejala stres umum yang biasa terjadi pada orang dewasa.

Para peneliti mengatakan bahwa temuan ini menambah bukti bahwa semakin meningkat rasa sayang seorang ibu terhadap anaknya di masa kecil akan membantu sang anak melakukan persiapan untuk pengalaman kehidupan dewasa nanti, namun mengatakan pengaruh faktor lain, seperti kepribadian, pengasuhan, dan sekolah, tidak bisa dikesampingkan begitu saja.

Enam Hal yang Sulit Diungkapkan Pria


Pria cenderung memiliki sikap lebih terbuka dibandingkan wanita. Tetapi ada situasi di mana pria merasa sulit mengungkapkan perasaannya.

Ketahui enam hal yang sulit diungkapkan pria ketika berada dalam situasi tertentu.

1. "Aku sayang kamu"

Terdengar klise, tetapi sebagian besar pria akan merasa tidak tenang dan merasa sulit untuk mengungkapkan kalimat itu. Menjelang mengucap kalimat itu, jantung biasanya berdegup kencang disertai tangan berkeringat. Pria akan merasa takut ditolak. Jadi, jangan heran jika melihat seorang pria mukanya terlihat merah saat mengungkapkan perasaan cinta pada wanita incarannya.

2. "Hubungan ini tidak berjalan lancar"

Pria biasanya akan menghindar ketika pasangannya mulai membahas kelanjutan hubungan, terutama ketika hubungan sudah tidak berjalan dengan baik. Pria juga tidak suka melihat wanita menangis di depannya karena tidak ingin menjadi pihak yang berdosa. Untuk menghindari ini, mereka biasanya memilih bersikap menyebalkan, dan menunggu hingga pasangannya memutuskan hubungan.

3. "Pakaian itu tidak bagus untuk kamu"

Pria akan sulit sekali berkata jujur jika ditanya soal penampilan wanita. Jika seorang wanita meminta pendapat soal penampilan, pria pasti akan sulit berkata "pakaian itu tidak bagus untuk kamu". Pria akan lebih "mencari aman" dengan mengatakan "lumayan" atau "bagus kok".

4. "Aku butuh ruang"

Ada kalanya seseorang membutuhkan waktu untuk diri sendiri. Bagi pria, jika ia ingin menghabiskan waktu sendiri tanpa pasangan, butuh keberanian besar untuk mengungkapkannya. Mereka tidak ingin menyakiti pasangannya saat ingin menyendiri untuk sementara waktu. Jika pria tidak pernah mengungkapkan hal ini, bisa jadi ia melakukan trik tertentu misalnya dengan alasan lembur atau ada pekerjaan di luar kota.

5. "Aku tidak suka berkumpul dengan teman-temanmu"

Sebagian besar pria tidak suka berkumpul dengan teman-teman wanita pasangannya. Jika memang 'dipaksa' bertemu, mereka akan lebih banyak bersikap diam dan terlihat kikuk. Suasana tersebut memang tidak nyaman bagi pria. Bukan karena dia tidak menyukai teman-teman Anda, tetapi karena obrolan pasti akan kurang nyambung.

6. "Iya, kamu benar"

Ego pria yang begitu besar akan turun jika ia mengakui kalau opini Anda yang benar. Ketika beradu argumen dan fakta menunjukkan Anda benar dan dia salah, ia akan sulit untuk mengakuinya. Dalam situasi tersebut kebanyakan pria akan memilih diam